Thursday 10 February 2011

KONSEP DAN PRINSIP LESSON STUDY

Istilah Lesson Study lahir dalam sistem pendidikan di Jepang dari bahasa Jepang Jugyokenkyu. Cikal bakal kegiatan semacam ini mulai dilakukan di Jepang pada era Tahun 1870-an. Akhirnya kini Lesson Study berkembang dengan berbagai variasinya di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, Lesson Study baru dikenalkan oleh para ahli pendidikan Jepang pada sekitar Tahun 2004/2005 melalui Program Kerjasama Teknis dengan JICA.
Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng¬kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Jadi Lesson Study bukanlah metode atau model pembelajaran untuk siswa, melainkan sebuah cara atau sistem untuk mengembangkan kemampuan guru secara kolaboratif guna memperbaiki kualitas pembelajaran/pendidikan.
Lesson Study yang berkembang dan dilaksanakan di Indonesia ada tiga tahap, yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan.

PERENCANAAN
(PLAN)

- Penggalian akademik
- Perencanaan pembelajaran
- Penyiapan alat-alat

PELAKSANAAN
(DO)

- Pelaksanaan Pembelajaran
- Pengamatan oleh rekan sejawat.

REFLEKSI
(SEE)
Refleksi dengan rekan sejawat

Ketiga tahapan Lesson Study ini ada kesesuaian dengan tahapan PTK. Oleh karena itu jika tahapan Lesson Study ini digabungkan atau diadopsi dalam pelaksanaan tahapan PTK maka dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal.
Awalnya ketika diperkenalkan di Indonesia , Lesson Study dilaksanakan oleh guru-guru di MGMP MIPA di SMP dan di SMA. Selain diterapkan di MGMP, kini Lesson Study juga dilaksanakan oleh guru-guru di suatu sekolah atau yang kenal dengan istilah Lesson Study Berbasis Sekolah (LSBS).
Mengapa Lesson Study yang dipilih sebagai salah satu alternatif? Lesson Study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena: a) pengembangan Lesson Study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru; b) penekanan mendasar suatu Lesson Study adalah para siswa memiliki kualitas belajar; c) tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; d) berdasarkan pengalaman riil di kelas, Lesson Study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran; dan e) Lesson Study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002).
Selain itu Lesson Study yang didisain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan Lesson Study para guru dapat: a) menentukan tujuan pelajaran (lesson), satuan (unit) pelajaran, metode pelajaran yang efektif; b) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; c) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; d) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa; e) merencanakan pembe¬la-jaran secara kolaboratif; f) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; g) mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan; dan h) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakan berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002).

Lesson Study akan dapat dilaksanakan oleh para guru secara kolaboratif dan berkelanjutan di MGMP atau di sekolah jika dilandasi oleh dukungan sebagai berikut. 1) Semangat mengkritik diri sendiri (hansei); 2) Keterbukaan terhadap masukan dari orang lain; 3) Mau mengakui kesalahan, dan mau memakai orang lain; 4) Mau memberi masukan yang jujur dan penuh respek.
Untuk lebih jelasnya silahkan membaca sumber belajar tentang LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN atau buku sumber tentang Lesson Study yang lainnya.

No comments:

Post a Comment